“I La Galigo” Hadir di Ciptura Artpreneur

“I La Galigo” Hadir di Ciputra Artpreneur

Jakarta, 21 Maret 2019 – Ciputra Artpreneur bekerjasama dengan Yayasan Bali Purnati dengan bangga mempersembahkan pertunjukan teater kelas dunia “I La Galigo”, pada 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019 mendatang, bertempat di Ciputra Artpreneur Theater. I La Galigo merupakan sebuah pementasan yang naskahnya diadaptasi dari “Sureq Galigo”.

 

Sureq Galigo sendiri adalah wiracarita tentang mitos penciptaan suku Bugis yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah; terekam dalam bentuk syair (sekitar abad ke-13 dan ke-15) dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno yang juga ditulis dalam huruf Bugis kuno. Puisi ini terdiri dalam sajak bersuku lima yang menceritakan kisah asal usul manusia.

Demikian benang merah dari acara Press Conference “I La Galigo” yang berlangsung di Ciputra Artpreneur Gallery, Kamis (21/3). Turut hadir sebagai pembicara Tanri Abeng (Ketua Yayasan I La Galigo), Rina Ciputra Sastrawinata (Presiden Direktur Ciputra Artpreneur), Restu Kusumaningrum (Ketua Yayasan Bali Purnati), Rhoda Grauer (Adaptasi Naskah dan Dramaturgi), Gentille Andilolo (aktor), dan Sri Qadariatin (aktris).

Dalam versi adaptasi ke atas panggung ini, Sureq Galigo menjadi dasar dari sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, upacara pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan. Semua ini merupakan plot cerita yang kemudian membentuk sebuah cerita besar yang begitu menarik, dinamis, dan ternyata masih memiliki relevansi dengan kehidupan modern di zaman sekarang.

Ciputra Artpreneur dan Yayasan Bali Purnati mementaskan “I La Galigo” dengan misi yang sama, yakni ingin mengenalkan seni budaya Nusantara kepada masyarakat luas. Selama ini, sejak pentas perdananya di Esplanade Theatres on the Bay (Singapura) pada 2003, lakon ini terus menuai pujian saat digelar di kota-kota besar dunia, seperti: Lincoln Center Festival (New York) , Het Muziektheater (Amsterdam), Fòrum Universal de les Cultures (Barcelona), Les Nuits de Fourvière (Rhône-France), Ravenna Festival (Italy), Metropolitan Hall for Taipei Arts Festival (Taipei), Melbourne International Arts Festival (Melbourne), Teatro Arcimboldi (Milan), sebelum akhirnya kembali ke Makassar untuk dipentaskan di Benteng Rotterdam, dan baru-baru ini dipilih sebagai pementasan khusus berkelas dunia pada saat Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali. Bahkan, media sekelas The New York Times pun tak segan menyebutnya “stunningly beautiful music-theater work” ketika I La Galigo menjadi pembuka pada Festival Lincoln Center 2005.

I La Galigo merupakan sebuah harta seni budaya Indonesia. Penghargaan masyarakat internasional pada karya ini sudah terbuktikan, sehingga kini, sudah selayaknya masyarakat Indonesia juga dapat menyaksikan sebuah pentas mahakarya yang tak kalah menarik dengan kisah “Mahabharata” maupun “Ramayana”.